Banyak orang mencari ketenangan hidup seiring usia yang menua. Tapi, tidak bagi Patti Davis. Putri mantan Presiden AS, Ronald Reagan, ini nekat melakukan aksi kontroversial di usianya yang menginjak 58 tahun.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Davis berpose tanpa busana di Majalah More edisi Juni. Pose yang menampilkan tubuh bagian belakangnya itu sebagai wujud kampanye kesehatan dan kecantikan di segala usia.
Menyertai foto itu, tersaji kisah masa lalu Davis yang bergelut dengan candu narkoba selama bertahun-tahun. Candu yang dialami sejak usia 15 tahun itu membuat fisik dan kesehatannya mengalami kemerosotan luarbiasa. Penampilannya seperti kerangka hidup terbalut kulit tipis.
Sadar dengan gaya hidupnya yang salah, Davis yang kala itu berusia 20-an tahun mulai berpikir untuk mengembalikan tubuh dan kesehatannya. Ia pun datang ke pusat kebugaran. Kali pertama memasuki pusat kebugaran, ia melihat foto seorang wanita bertubuh seksi tanpa balutan busana.
"Saya memandangi foto itu, saya mulai sadar bahwa saya sangat mendambakan tubuh itu. Wanita itu sangat percaya diri dan membanggakan, dengan otot kencang, dan cantik. Saya berpikir, suatu saat saya ingin berpose tanpa busana seperti itu, tidak sekarang, tapi suatu saat nanti," kata Davis dalam wawancara dengan sebuah majalah di tahun 1986.
Mimpi itu akhirnya terwujud. Setelah melalui serangkaian terapi dan latihan fisik, Davis mulai pulih. Di usia 42 tahun, Davis menerima tawaran berpose tanpa busana di majalah khsusus pria, Playboy. Menghadapi banyak kritik, ia tegas mengatakan bahwa itu adalah sebuah keputusan yang tidak boleh disesali.
Berpose tanpa busana di hadapan publik menjadi sebuah kemenangan bagi Davis. Itu menjadi penanda bahwa pertarungannya melawan kematian di usia remaja berhasil. Di usia yang renta, ia masih mampu menunjukkan tubuhnya yang kencang dan sehat.
"Saya telah menghancurkan hidup saya saat remaja. Saya hancurkan kesehatan saya, bahkan hidup saya. Saya lalu berjuang untuk mengembalikan hidup saya. Kini, saya belajar menghargai waktu seperti sebuah komoditi mahal, dan saya pun belajar menghargai tubuh saya."