2.1 Pengertian Sastra
Menurut Semi (1998:8) sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan senikreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasasebagai mediumnya. Keindahan sastra terletakdalam ungkapan bahasa yang menyenangkan dan dapat menggugah hati dan minatpembaca. Sedangkan harga sastra terletak dalam pengalaman dituturkan.
Bila berbicara tentang sastra makatidak lepas dari manusia dan alam karena seni itu lahir akibat adanya perpaduanharmonis antara manusia dan alam. Karya sastra banyak membicarakan ataumenceritakan tentang pengalaman manusia, baik dari pengalaman pengarang itu sendirimaupun pengalaman orang lain yang berada di lingkungan sekitar pengarang, baikpengalaman yang berhubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia denganmanusia, bahkan manusia dengan alam.
Dari pendapat Semi di atas tentang istilah sastra maka dapat disimpulkanbahwa sastra merupakan suatu bentuk karya seni yang mampu menjadi wadahpenyampaian ide-ide yang berhubungan dengan manusia dan kehidupannya, terutamamenyangkut pengalaman hidup serta menggunakan bahasa sebagai media penyampaian.
2.2 Pengertian Novel
Novel adalah karya sastra berbentuk prosa yang di dalamnya mengandung unsur-unsurtokoh, alur/latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudutpanjang pengarang dan mengandung nilai hidup yang diolah dengan teknik kisahanatau ragaan sebagai dasar konvensi penulisnya. Menurut Zaidan (1994:136) novel merupakan karangan yang panjang denganjumlah halaman yang banyak. Peristiwa cerita dan tokoh ceritanya dilukiskansecara mendetail. Biasanya bercerita tentang riwayat hidup tokoh utama.
Istilah novel berasal daribahasa Latin noveillus (Zaidan, 1994:136),sebutan novel dalam bahasa Inggris dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia.Berasal dari bahasa Italia novellasedangkan dalam bahasa Jerman novelle.Secara harfiah novella berarti sebuahbarang baru yang kecil. Dalam istilah novel tercakup pengertian roman, sebabroman hanyalah istilah novel untuk zaman sebelum perang dunia kedua diIndonesia. Digunakannya istilah roman waktu itu adalah wajar karena sastrawanIndonesia saat itu berorientasi ke negara Belanda, yang lazim menamakan noveldenga roman. Istilah novel baru digunakan tanah air setelah tidak lagi menjadidaerah jajahan pemerintah kolonial Belanda.
Dari berbagai pendapat istilahnovel di atas maka dapat disimpulkan bahwa novel merupakan suatu karangan yang didalamnya mengandung unsur intrinsik yang meliputi tema, plot, penokohan,perwatakan, latar dan unsur ekstrinsik yang hanya merupakan rekaan belaka olehpengarang, mengandung nilai hidup yang dibuat dengan teknik kisahan, yangbercerita tentang riwayat hidup tokoh utama serta diceritakan secara mendetaildengan halaman yang banyak.
2.3 Pengertian Majas
Majas, kiasan atau figure of speechadalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan sertameningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatubenda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendekkata, penggunaan majas tertentu dapat berubah serta menimbulkan nilai rasa ataukonotasi tertentu (Dale (et al), 1971:220) sejalan dengan pendapat Abdul Rozak(2000:124) mengatakan bahwa bahasa imajinatif atau bahasa yang maknanyamelewati batas yang lazim. Majasmuncul jika pikiran kita mempertautkan hal yang satu dengan hal yang lain,kata-kata dipakai dengan arti yang lain dari arti harfiahnya untuk menghasilkangambar angan atau imaji dibenak pembaca dan pendengar. Majas juga merupakanalat yang menunjang gaya. Selain itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:699)bahwa majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengansesuatu yang lain/kiasan.
Dari berbagai pendapat istilahmajas di atas maka dapat disimpulkan bahwa majas merupakan bentuk atau modelbahasa yang sengaja dibuat oleh pengarang dengan tujuan untuk menimbulkan efektertentu dan untuk mendapatkan nilai seni sehingga dapat menarik minat pembaca.
2.4 Jenis-jenis Majas
Para ahli bahasamengklasifikasikan majas dalam berbagai cara. Salah satunya dikemukakan olehTarigan dalam bukunya “Pengajaran Semantik” (1986). Ragam majas menurut Tariganini dijadikan kerangka teori dan acuan penelitian.
Menurut Tarigan (1986:113)ragam atau jenis majas dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis, yaitu: (1)majas perbandingan, (2) majas pertentangan, (3) majas pertautan, (4) majasperulangan.
2.4.1 MajasPerbandingan
Majas perbandingan ini meliputi:
2.4.1.1 majas perumpamaan
Perumpamaanadalah perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berlainan dan yang sengajakita anggap sama. Perbandingan itu secar eksplisit dijelaskan oleh pemakaiankata seperti, sebagai, ibarat, umpaman,bak, laksana.
Contoh:
seperti air di daun keladi
sebagai bintang di langit
2.4.1.2 majas metafora
Metaforaadalah sejenis majas perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Didalamnya terdapat dua ide: yang satu adalah kenyataan, sesuatu yang dipikirkan,yang menjadi objek: dan yang satu lagi merupakan perbandingan terhadapkenyataan tadi: dan kita menggantikan yang belakangan ini menjadi yangterdahulu tadi.
Contoh:
Nanijinak-jinak merpati
Akuterus memburu untung
2.4.1.3 majas personifikasi
Penginsananatau personifikasi ialah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepadabarang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.
Contoh:
angin yang meraung
penelitian menuntut kecermatan
2.4.1.4 majas alegori
Alegoriadalah cerita yang diceritakan dalam lambang-lambang. Merupakan metafora yangdiperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah obyek-obyek ataugagasan-gagasan diperlambangkan. Alegori kerapkali mengandung sifat-sifat moralatau spiritual manusia.
Contoh:
Kancil dengan buaya
Kancil dengan kura-kura
2.4.1.5 majas antitesis
Antitesisadalah sejenis majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara duaantonim (yaitu kata-kata yang mengadung ciri-ciri semantik yang bertentangan).
Contoh:
Dia bergembira ria atas kegagalandalam ujian itu.
Aneh, gadis secantik si Ida diperisteri pemuda sejeleksi Dedi.
2.4.2 MajasPertentangan
Majas pertentangan ini meliputi:
2.4.2.1 majas hiperbola
Hiperbola adalah sejenis majas yang mengandungpernyataan yang berlebih-lebihan baik jumlahnya, ukurannya atau sifatnya denganmaksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat,meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh:
Sempurna sekali, tiada kekurangan suatu apapun buatpengganti baik atau cantik
Sampah-sampah bertumpuk setinggi gunung di muka gedungitu.
2.4.2.2 majas litotes
Litotes, kebalikan dari hiperbola, adalah sejenis majasyang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari kenyataan yangsebenarnya, misalnya untuk merendahkan diri.
Contoh:
Icuk Sugiarto bukan pemain jalanan.
Shakespeare bukan dramawan picisan.
2.4.2.3 majas ironi
Ironiadalah sejenis majas yang mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkanada kalanya bertentangan dengan yang sebenarnya dikatakan itu.
Contoh:
Aduh, bersihnya kamar ini, puntung rokok dan sobekan kertas bertebarandi lantai.
O, kamu baru bangun. Baru pukul sepuluh pagi sekarang ini.
2.4.2.4 majas oksimoron
Oksimoronadalah majas yang mengandung penegakan atau pendirian sesuatu hubungansintaksis (baik koordinasi maupun determinasi) antara dua antonim.
Contoh:
Olah raga mendaki gunungmemang menarik perhatian walaupun sangat berbahaya.
Bahan-bahan nuklir dapatdipakai buat kesejahteraan umat manusia tetapi dapat juga memusnahkannya.
2.4.2.5 majas paronomasia
Paronomasiaadalah majas yang berisi penjajaran kata-kata yang berbunyi sama tapi bermaknalain; kata-kata yang sama bunyinya tetapi berbeda maknanya.
Contoh:
O, adinda sayang, akan kutanambunga tanjung di pantai tanjung hatimu.
Kembang yang kutanamdulu kini telah berkembang.
2.4.2.6 majas paralipsis
Paralipsis adalah majas yang merupakan suatu formulayang dipergunakan sebagai sarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidakmengatakan apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.
Contoh:
Semoganenek mendengarkan permintaan kalian(maaf) bukan maksud saya menolaknya.
Biarlahmasyarakat mendengar wasiat tersebut,yang (maafkan saya) saya maksud bukan membacanya.
2.4.2.7 majas zeugma
Zeugmaadalah majas yang merupakan koordinasi atau gabungan gramatis dua kata yangmengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan, seperti abstrak dan kongkrit.
Contoh:
Anak itu memang rajin dan juga malas belajar di sekolah.
Paman saya nyata sekalibersifat sosial dan egois.
2.4.3 MajasPertautan
Majas pertautan ini meliputi:
2.4.3.1 majas metonimia
Metonimiaadalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang,barang, atau hal sebagai penggantinya.
Contoh:
Para siswa di sekolah kamisenang membaca S. T. Alisyahbana.
Dalampertandingan kemarin saya hanya memperoleh perunggusedangkan teman saya perak.
2.4.3.2 majas sinekdoke
Sinekdoke ialah majas yang menyebutkan nama bagiansebagai pengganti nama keseluruhannya, atau sebaliknya.
Contoh:
Setiap tahun semakin banyak mulutyang diberi makan di Indonesia.
Apa kalian belum tahu bahwa pria itu matakeranjang atau Don Juan.
2.4.3.3 majas alusi
Alusi atau kilatan adalah majas yang menunjuk secaratidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan praanggapan adanyapengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta adanya kemampuanpada pembaca untuk menangkap pengacuan itu.
Contoh:
Saya ngeri membayangkankembali peristiwa Westerling diSulawesi Selatan.
Apakah kita semua harusmenderita seperti Karta dan Sengkon di negara hukum ini?
2.4.3.4 majas eufemisme
Eufemisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagaipengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap merugikan, atau tidakmenyenangkan.
Contoh:
gelandangan eufemismenya tunawisma
kakus eufemismenya toilet,jamban
2.4.3.5 majas elipsis
Elipsis ialahmajas yang di dalamnya dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata ataukata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa.
Penghilanganyang dalam majas elipsis ini dapat berupa:
a. Penghilangan subyek
b. Penghilangan predikat
c. Penghilangan obyek
d. Penghilangan keterangan
e. Penghilangan subyek, predikat, dan obyeksekaligus
Contoh:
Dia bersama istrinya keJakarta minggu yang lalu.
(penghilangan predikat: pergi,berangkat)
Pada waktu pulang membawabarang berharga serta perabotan rumah tangga.
(penghilangan subyek: mereka, dia, saya, kami, dan lain-lain).
2.4.3.6 majas inversi
Inversiadalah perubahan urutan Subyek-Predikat (SP) menjadi Predikat-Subyek (PS).
Contoh:
Saya lapar. Lapar saya.
Dia datang. Datang dia.
2.4.3.7 majas gradasi
Gradasi adalah majas yang mengandung suatu rangkaiandan urutan (paling sedikit tiga) kata atau istilah yang secara sintaksisbersamaan yang mempunyai satu atau beberapa ciri semantik secara umum dandiantaranya yang paling sedikit satu ciri diulang-ulang denganperubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif.
Contoh:
Kita berjuang dengan satu tekad;tekad harus maju; maju dalam kehidupan; kehidupan yang layak dan baik;baik secara jasmani dan rohani; jasmanidan rohani yang diridloi Tuhan; Tuhan yang maha pengasih.
Aku mempersembahkan cintakupadamu; cinta yang bersih dan suci; suci murni tanpa noda; noda yang selalu kujauhi dari hidup ini; hidup yang berpedomankan perintah Tuhan, Tuhan penciptaalam semesta yang kupuju selama hayatku.
2.4.4 MajasPerulangan
Majas perulangan ini meliputi:
2.4.4.1 majas aliterasi
Aliterasiadalah sejenis majas yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-kata yangpermulaannya sama bunyinya.
Contoh:
Dara, damba, daku
datang, dari, danau
2.4.4.2 majas antanaklasik
Antanaklasikadalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.Dengan perkataan lain, antanaklasik adalah majas yang mengandung ulangan katayang berhomonim.
Contoh:
Buah bajunya terlepas membuat buah dadanyahampir-hampir kelihatan.
Kita harus menggantungkan diri satu sama lain,kalau tidak maka itu berarti rela menggantungkandiri sendiri.
2.4.4.3 majas kiasmus
Kiasmusadalah majas yang berisikan perulangan atau repetisi dan sekaligus pulamerupakan inversi hubungan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh:
Yang kaya merasa dirinya miskin,sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
Aduh, orang desa berlagak orang kota, dan orang kotaberlagak orang desa.
2.4.4.4 majas repetisi
Repetisiadalah majas yang mengandung pengulangan berkali-kali kata atau kelompok katayang sama.
Contoh:
Selamat datangpahlawanku, selamat datang kekasihku!
Selamat datangpujaanku, selamat datang bunga bangsa,
selamat datang bauhhatiku! Kami menantimu dengan
bangga dan gembira. Selamat datang, selamat datang!